Harap Cemas Ayah Bunda Saat Mahasiswa 'Menghilang' Usai Demo
Jakarta, CNN Indonesia -- Wajah sebagian orang tua tampak bingung dan cemas menanti kabar tentang anak-anaknya di depan Gedung Sabhara Polda Metro Jaya.Mereka ingin tahu nasib anak-anaknya yang diamankan oleh aparat kepolisian lantaran diduga terlibat dalam aksi demo berujung kerusuhan di sekitar Gedung DPR/MPR, Senin (30/9).
Senin malam, aparat kepolisian diketahui menangkap ratusan pelajar dan mahasiswa akibat aksi demo 30 September. Mereka dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih dalam.
Nuraingsih atau Nunung, salah satunya. Ia mengaku khawatir tentang nasib dan keberadaan puteranya, Nur Hidayat yang tak pulang sejak Senin malam.
Apalagi, puteranya yang berkuliah di Universitas Pamulang ini, tak memberikan kabar sama sekali. Sampai akhirnya pada Selasa pagi, Nunung menerima kabar bahwa anaknya ditangkap oleh aparat Polda Metro Jaya karena diduga terlibat dalam aksi demo.
"Tadi pagi dibilangin, makanya saya lemas banget dah, anak saya enggak pernah kayak gitu [ikut aksi unjuk rasa]," tutur Nunung saat ditemui di Polda Metro Jaya, Selasa (1/10).
Nunung pun tak mampu membendung air matanya saat menceritakan bagaimana perasaannya ketika tahu bahwa puteranya diamankan oleh kepolisian.
"[Perasaannya] amburadul dah, namanya anak gimana, deg-degan dan panik," ujarnya sambil terisak.
Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Marni. Ia mengungkapkan bahwa kemarin anaknya berpamitan akan berangkat kerja.
Ilustrasi aksi mahasiswa. (Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir)
|
Ia tak pernah membayangkan anaknya justru akan diamankan oleh aparat kepolisian karena diduga terlibat aksi demo. Marni pun sangat berharap anaknya dibebaskan. Pasalnya, anaknya itu masih berkuliah dan menyambi kerja sampingan.
"Dia kerja sambil kuliah, tolong dibebaskan saja, dia masih biayain adiknya sekolah," ucap Marni.
Perasaan cemas dan khawatir juga turut dirasakan Anis, setelah mengetahui anak keduanya diamankan di Polda Metro Jaya.
Padahal, sejak Senin sore ia telah mewanti-wanti anaknya yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk segera pulang ke rumah.
Namun, saat itu anaknya beralasan kesulitan untuk mengambil sepeda motornya yang terparkir di dekat Hotel Mulia sehingga tak bisa segera pulang.
Hingga malam menjelang, akhirnya Anis tak bisa lagi menghubungi anaknya. Ia kemudian mencoba mencari keberadaan anaknya di sekitar Hotel Mulia karena motor anaknya terparkir di daerah itu.
Akhirnya ditemukan bahwa anak kedua Anis berada di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Namun, saat Anis bertanya soal keberadaan anaknya, petugas menyebut bahwa yang bersangkutan tidak ada di sana.
Anis kemudian memutuskan untuk kembali ke rumah. Pukul 08.00 WIB, ia memutuskan untuk kembali ke Polda lantaran perasaannya tak tenang sebelum mengetahui keberadaan. Akhinya, dia pun menemukan jawabannya.
"Enggak sempat ngobrol, lihat dari jauh sekilas, aduh nangis saya langsung," ungkap Anis.
Belum Diketahui Keberadaan
Orang tua lainnya, Agus pun merasakan kegundahan sama. Anaknya yang bernama Deni hingga kini bahkan belum diketahui keberadaannya.
Agus mengaku telah mencari anaknya di Gedung Sabhara hingga Gedung Ditreskrimum, namun masih belum ada kepastian soal keberadaan anaknya.
Seorang petugas polisi, meminta Agus untuk terus bersabar. Alasannya, kepolisian juga masih terus melakukan pendataan.
"Belum [ada kabar] sampai sekarang, kalau sudah [ada kabar] tinggal datengin dan bawa data-data Deni, justru ini belum ada kabarnya," tuturnya.
Dari informasi yang diperoleh Agus, anaknya itu diamankan oleh kepolisian di sekitar Plaza Senayan.
Mahasiswa di Stasiun Palmerah. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)
|
Lantaran belum ada kepastian soal keberadaan anaknya di Polda, Agus dibantu dengan teman-teman anaknya saat ini juga tengah berusaha mencari informasi di Polres Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sejak pekan lalu sudah mempertanyakan data kepolisian terkait puluhan pendemo mahasiswa dan pelajar yang sudah diamankan pada aksi unjuk rasa beberapa hari terakhir di depan Gedung DPR, Jakarta.
Wakil Ketua Komnas HAM bidang internal Hairansyah mengatakan Polda Metro Jaya tidak jelas dalam memberi informasi mengenai jumlah pendemo yang sudah diamankan.
"Jadi istilahnya kondisi karena tidak jelas jadi simpang siur. Yang kami minta data ini polisi harus bikin desk informasi kepada publik, media, dan keluarga (yang diamankan)," kata Hairansyah di kantornya, kawasan Jakarta Pusat, Jumat (27/9).
Ia mengatakan harusnya polisi bisa lebih baik menjabarkan siapa saja yang diamankan, dipulangkan, atau sudah ditetapkan tersangka. Ini untuk mempermudah keluarga korban yang sampai sekarang masih mencari keluarganya karena tidak kunjung kembali.
Jika dibiarkan, kata dia, bisa muncul kecurigaan publik karena banyak informasi beredar mengenai pendemo yang hilang tanpa diketahui keberadaannya.
"Data ini tidak tersedia. Jadi data yang ada karena pihak universitas merilis mahasiswa yang hilang lalu dikonfirmasi ke Polda ada atau tidak ya. Jadi sebagian besar ada, tapi ada juga yg tidak diketahui. Apakah ditahan, tapi bisa jadi di ada di Polres Jakbar," katanya.
Mabes Polri kemarin menyatakan setidaknya ada 649 orang diamankan jajaran Polda Metro Jaya terkait kerusuhan di sekitar wilayah DPR.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Praseyo mengatakan belum diketahui lebih lanjut identifikasi terduga pelaku rusuh yang diamankan.
"649 ini akan didalami lagi melalui proses penyelidikan dan penyidikan," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri.
Rinciannya sebanyak 258 orang ditahan unit krimum, 40 orang di unit krimsus, dan 82 orang di unit narkoba. Sedangkan untuk pengamanan di jajaran Polres, sebanyak 36 orang diamankan di Polres Jakarta Utara, 63 orang di Polres Jakarta Pusat, dan 170 orang di Polres Jakarta Barat.
Sejumlah elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (30/9). Ada mahasiswa, pelajar, hingga organ buruh dan aktivis.
Mereka menyuarakan penolakan RKUHP dan RUU lainnya yang dianggap bermasalah. Mereka juga meminta Presiden Joko Widodo menerbitkan Perppu agar UU KPK yang baru batal digunakan.
Kericuhan diketahui terjadi kericuhan di beberapa titik.
Aparat diketahui juga sudah berulang kali menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Saat itulah juga, sebagian mahasiswa dan pelajar diduga 'menghilang' hingga hari ini.
(dis/asa)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harap Cemas Ayah Bunda Saat Mahasiswa 'Menghilang' Usai Demo"
Post a Comment